JAKARTA, OTONOMINEWS.ID – Duta Besar RI untuk PBB periode 2004 – 2007, Prof Makarim Wibisono mengungkapkan, Indonesia harus medukung dan terus mengaungkan keputusan International Court of Justice (ICJ) dan International Criminal Court (ICC) untuk menekan Israel. Selain itu, diperlukan juga strategi baru untuk mendukung kemerdekaan Palestina pasca gencatan senjata.
Sebagaimana diketahui, pada sidang tanggal 21 November 2024, ICC mengumumkan penangkapan kepada Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu dan Mantan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant dengan tuduhan sebagai penjahat perang
“Ini adalah pertama kalinya pemimpin Israel, yang sebelumnya didukung oleh negara-negara Barat, akan ditangkap atas tuduhan kejahatan perang,” kata saat menjadi pembicara dalam seminar bertajuk “Peran Indonesia dalam Mendukung Kemerdekaan Negara Palestina” yang berlangsung di Hotel Aston, Jakarta Selatan, Minggu (9/2/2025).nya.
Sedangkan pada 30 Januari 2025 lalu, lanjutnya, ICC mengeluarkan keputusan yang menyatakan Pendudukan Israel atas Palestina dinyatakan sebagai tindakan unlawful.
Selain itu, Israel diminta mengakhiri pendudukannya secepat mungkin dan berkewajiban memperbaiki kehancuran yang terjadi di Palestina.
keputusan lainnya, Israel juga diminta harus menghentikan pembangunan pemukiman baru dan negara-negara lain tidak boleh mengakui atau membantu Israel dalam pendudukannya atas wilayah Palestina.
Negara-negara Eropa seperti Swedia, Irlandia, Spanyol, dan Prancis mulai menunjukkan dukungan terhadap Palestina. Generasi muda di Amerika Serikat, termasuk para mahasiswa, semakin banyak yang mendukung perjuangan Palestina.
“Kita harus memanfaatkan keputusan ICJ dan ICC terkait penangkapan Netanyahu dan Gallant serta legalitas pendudukan Israel tersebut untuk menekan Isreal dan negara pendukungnya,” kata Prof Makarim .
Selain itu, Indonesia harus mendorong terbentuknya koalisi negara-negara Selatan untuk memantau kepatuhan Israel terhadap keputusan ICJ dan memastikan rekomendasinya menjadi bagian dari perjanjian damai.
“Kita juga harus mengembangkan strategi diplomasi global baru yang melibatkan lebih banyak negara secara multilateral dengan dukungan kekuatan regional. Ini dapat beroperasi di bawah Gerakan Non-Blok untuk membawa perspektif baru dalam proses perdamaian,” ungkapnya.
Sedangkan Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Dr. Abdul Kadir Jailani mengungkapkan fokus utama Indonesia saat ini adalah bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi Gaza.