Festival Kreasi Rendang Mahkota Berlian Berlangsung Sukses

Jawab Tantangan Ekspor

Festival Kreasi Rendang Mahkota Berlian Berlangsung Sukses
Festival Kreasi Rendang Mahkota Berlian, Lima Puluh Kota.
120x600
a

LIMA PULUH KOTA, OTONOMINEWS.ID – Semerbak aroma rendang langsung menggoda indera penciuman saat memasuki area Festival Kreasi Rendang Mahkota Berlian yang digelar di RTH Mahkota Berlian, Sarilamak, Jum’at (05/07/2024).

Tampak peserta dari perwakilan kecamatan terampil memasukkan bumbu rempah ke dalam kuali yang diolah di atas kompor biomassa. Biasanya rendang identik dengan daging sapi, namun dalam festival ini peserta ditantang untuk membuat kreasi rendang berbahan non daging.

Acara yang diinisiasi oleh Ketua LKKS sekaligus Ketua TP PKK Kabupaten Lima Puluh Kota Nevi Safaruddin yang berkolaborasi dengan Himpunan Pengusaha Randang Minangkabau (HIPERMI), UNAND, COMESTOARRA, dan CV. Permata Global hadir mewarnai Gelaran Pekan Budaya Kabupaten Lima Puluh Kota. Sukses menarik animo masyarakat, acara yang memadukan antara tradisi dan inovasi nyatanya menjadi peluang untuk menjawab tantangan ekspor rendang yang terkendala dengan bahan daging.

“Kita memiliki 79 nagari yang mempunyai tradisi berbeda dalam memasak rendang berbahan selain daging yang mungkin masih belum dikenal oleh masyarakat, dengan ajang ini kita sekaligus mendata dan mendokumentasikan rendang kreasi yang merupakan khas kearifan lokal dari masing-masing nagari” ujar Nevi Safaruddin.

Nevi Safaruddin menuturkan bahwa saat ini ekspor rendang berbahan daging masih terkendala sehingga dengan adanya kreasi yang dihasilkan dari bahan non daging, Kabupaten Lima Puluh Kota dapat menjawab tantangan ekspor tersebut.

Selain berkreasi dengan bahan non daging, acara ini makin menarik dengan memanfaatkan olahan sampah menjadi bahan bakar ramah lingkungan menggunakan kompor biomassa untuk memasak rendang. “Awalnya saya dikenalkan dengan metoda TOSS (Tempat Olah Sampah di Sumbernya) dan kebetulan HIPERMI ingin mengadakan Festival Rendang jadi tercapailah dua perpaduan antara melestarikan tradisi dan inovasi dari pengolahan sampah,” jelas Nevi.

r

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

f j