Kelanjutan dari Program WASH+, Coca-Cola Luncurkan Program WAWASAN Nusantara

Kelanjutan dari Program WASH+, Coca-Cola Luncurkan Program WAWASAN Nusantara
Peluncuran Program WAWASAN Nusantara yang merupakan kelanjutan dari Program WASH+ yang diprakarsai Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia)/Dok. Teamdelapan.
120x600
a

KARAWANG, OTONOMINEWS.ID – Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia) meluncurkan Program WAWASAN Nusantara (WASH Management, Waste Management, and Nutrition for Nusantara), di Desa Kutamaneuh, Karawang, Jawa Barat.

Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability CCEP Indonesia, Lucia Karina mengungkapkan bahwa program ini merupakan kelanjutan dari program WASH+ (Water Access, Sanitation and Hygiene +) yang sukses menunjukkan upaya pengelolaan air berbasis masyarakat, sekaligus menjadi dasar pendekatan komprehensif program ini.

WAWASAN Nusantara, ungkapnya, merupakan program WASH+ yang diperluas cakupannya pada pengelolaan sampah padat dan cair, peningkatan nutrisi masyarakat melalui pengembangan pertanian skala rumah tangga, dan pemberdayaan usaha mikro yang berbasis pada pengelolaan sampah dan produk pertanian.

“Pendekatan yang holistik ini berpusat pada hubungan antara air, sanitasi, pengelolaan sampah, dan nutrisi dalam mendorong pembangunan masyarakat yang berkelanjutan,” kata Lucia Karina dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Rabu (06/11/2024).

Melalui pengentasan permasalahan ini secara terintegrasi, lanjutnya, WAWASAN Nusantara bertujuan untuk menciptakan perubahan positif yang berkelanjutan bagi kehidupan masyarakat Indonesia.

“Indonesia masih menghadapi tantangan signifikan dalam hal akses terhadap sanitasi yang layak,” ungkap Lucia Karina.

Berdasarkan data dari Bank Dunia pada tahun 2020, sekitar 100 juta penduduk di Indonesia masih kekurangan akses ke fasilitas sanitasi yang layak, dan sekitar 60 juta penduduk Indonesia tidak memiliki pilihan selain buang air besar di tempat terbuka, yang sering kali dilakukan di tanah atau di sungai.

Kondisi ini berkontribusi pada tingginya tingkat kontaminasi sumber air minum rumah tangga, yang mengarah pada penyebaran penyakit diare, salah satu penyebab utama kematian balita seperti yang dilaporkan oleh Portal Air Indonesia (2022).

Borgen Project (2020) mencatat bahwa setidaknya terdapat 120 juta kasus penyakit dan 50.000 kematian dini di Indonesia setiap tahunnya dan menyebabkan kerugian sebesar $ 3,3 miliar per tahun bagi negara akibat sanitasi yang buruk.

“Melalui program WASH+, CCEP Indonesia, bersama dengan mitra pelaksana Water Stewardship Indonesia (WSI) dan Safe Water Gardens (SWG), telah melakukan serangkaian intervensi di Desa Kutamaneuh,” kata Lucia Karina.

Inisiatif ini dimulai dengan sensus desa untuk melakukan pendekatan berbasis data dalam merancang penyediaan akses air bersih, fasilitas sanitasi, dan fasilitas pengelolaan sampah guna pembangunan fasilitas air dan sanitasi dengan sistem penggunaan kembali air untuk pertanian skala rumah tangga.

Kelanjutan dari Program WASH+, Coca-Cola Luncurkan Program WAWASAN Nusantara
Kegiatan diskusi dalam rangka peluncuran Program WAWASAN Nusantara yang diprakarasi Coca-Cola Europacific Partners Indonesia (CCEP Indonesia)/TeamDelapan.

Dilakukan juga serangkaian pelatihan bagi masyarakat dan aparat desa guna meningkatkan pemahaman tentang pentingnya sanitasi dan nutrisi serta membekali mereka dengan keterampilan usaha, pengelolaan sampah, dan pengembangan proposal untuk meningkatkan sumber pendanaan desa untuk pengadaan fasilitas air bersih, sanitasi dan pengelolaan sampah.

“Melalui peluncuran WAWASAN Nusantara, kami bermaksud memperluas pendekatan WASH+ yang merupakan program pengelolaan air berbasis masyarakat dengan mengintegrasikan pengelolaan sampah dan nutrisi berkelanjutan,” ungkap Lucia Karina.

Pengembangan program ini tidak hanya akan meningkatkan akses terhadap air bersih dan sanitasi, tetapi juga mampu meningkatkan kesehatan yang lebih baik melalui perbaikan gizi dan menciptakan peluang ekonomi melalui usaha mikro berbasis sampah dan pertanian; sehingga dapat menjadi salah satu solusi permasalahan yang dihadapi Indonesia saat ini.

“Dengan para pemangku kepentingan terkait, kami berkolaborasi dalam aksi yang mendorong pembangunan masyarakat dan lingkungan yang berkelanjutan, sehingga juga dapat mempercepat pencapaian target pembangunan berkelanjutan pada tahun 2030,” ujarnya.

r

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

f j