Strategi Pengendalian Inflasi Ramadan dan Idul Fitri, Bapanas Ajak Gencarkan Gerakan Pangan Murah

Strategi Pengendalian Inflasi Ramadan dan Idul Fitri, Bapanas Ajak Gencarkan Gerakan Pangan Murah
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, Mendagri Tito Karavian fan Plt BPS Amalia dalam Rakornas Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan yang dihelat di Hotel Kempinski, Jakarta, pada Senin (4/3/2024).(Foto: Istimewa)
120x600
a

JAKARTA Otonominews.id – Kenaikan permintaan (demand) bahan pangan di momentum puasa harus diwaspadai agar tidak berdampak pada lonjakan inflasi. Saat ini, Inflasi merupakan salah satu tantangan tidak hanya bagi Indonesia tapi dialami oleh semua negara di dunia.

Hal tersebut dikemukakan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/NFA, Arief Prasetyo Adi pada Rapat Koordinasi Nasional (rakornas) Pengamanan Pasokan dan Harga Pangan yang dihelat di Hotel Kempinski, Jakarta, pada Senin (4/3/2024) kemarin.

Rakornas tersebut wujud langkah pemerintah memastikan pengendalian stabilitas pasokan dan harga pangan, sebagai salah satu prioritas dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Ramadan dan Idulfitri 1446 H/2024 M.

Rakornas diikuti para kepala daerah Gubernur di seluruh Indonesia, baik secara daring maupun hadir langsung.

“Hari ini kita menguatkan sinergi kementerian dan lembaga, BUMN pangan, asosiasi, serta pelaku usaha pangan untuk secara bersama-sama memastikan upaya-upaya stabilisasi pangan terus diintensifkan. Bapak Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna pada 26 Februari 2024 lalu menugaskan kita semua agar menjaga betul-betul ketersediaan pangan dan stabilitas harga di bulan Ramadhan dan idulfitri,” papar Arief Prasetyo Adi.

Terkait inflasi, kata Arief, berdasarkan catatan BPS, inflasi nasional bulan Februari 2024 sebesar 2,75 persen (year on year), dengan kontribusi terbesar dari beras sebesar 0,67 persen.

Untuk itu, Arief mengungkapkan berbagai upaya strategi mengendalikan inflasi pangan melalui serangkaian langkah strategis antara lain menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) dan meningkatkan pengawasan terhadap pasokan pangan ke pasar tradisional dan ritel modern.

“Kami berharap seluruh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota terus menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) ini, karena GPM ini merupakan bentuk kehadiran negara dalam menyediakan pangan yang terjangkau dan sangat dibutuhkan. Karena itu, GPM ini kita minta akan ditingkatkan eskalasinya pada Minggu ketiga bulan Ramadan hingga menjelang Lebaran,” ujar Arief

“Selain GPM, kami harapkan para kepala daerah juga ikut turun melakukan pemantauan ke pasar-pasar tradisional maupun pasar ritel modern mengawasi penyaluran beras SPHP dan program pemerintah lainnya dalam upaya pengendalian harga dan inflasi pangan. Selama HBKN bulan suci Ramadan hingga Idul Fitri akan ada monev pasokan dan harga pangan oleh tim pusat lintas K/L ke daerah, sehingga masyarakat merasa aman dan nyaman dalam melaksanakan ibadah di bulan suci Ramadan ini,” tambahnya.

Sementara Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian yang juga hadir pada Rakornas tersebut, juga menegaskan bahwa urusan pangan harus ditangani secara sinergis bersama seluruh stakeholder. Dukungan pemda merupakan faktor penting dalam menjaga inflasi nasional.

r

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

f j